Powered By Blogger

Kamis, 20 Januari 2011

Cerita - Cerita Unik di Balik 12 Lambang Zodiak

1. Capricorn

Menurut mitologi bangsa Yunani, kambing yang dijadikan lambang zodiak ini bernama Amaltheus. Kambing ini pernah memberikan air susunya kepada dewa Zeus.

Ketika dewa tertinggi bangsa Yunani kuno ini masih bayi, dan berada dalam gua, Zeus disembunyikan ibunya sebab takut dimangsa bapaknya yang ganas bernama Chronoos. Karena jasanya ini, kambing ini lalu diangkat ke langit, dibekali cahaya dan jadilah bintang.

2. Aquarius

Dilambangkan oleh seorang pemuda tampan yang sedang menuang air dari tempayan besar. Namanya Ganimedes, pelayan paling setia dewa Zeus. Tugasnya memang membawakan minuman dewa paling agung bangsa Yunani itu.

3. Pisces

Dilambangkan dengan dua ekor ikan. Kedua ekor ikan ini telah berjasa membawa dewi Venus (dewi kecantikan) dan dewa Mars (dewa perang) ke sungai Eufrat, waktu mereka di kejar oleh Typhon.
 

4. Aries

Dilambangkan oleh seekor domba. Domba ini bukan sembarang domba. Domba ini berbulu emas. Ia dikorbankan kepada dewa tertinggi sebagai persembahan, ternyata dewa Zeus senang menerimanya. Dan ia pun dijadikan bintang.
 

5. Taurus

Dilambangkan oleh sapi jantan. Taurus berasal dari kata Taureau yang artinya sapi jantan. Sapi ini adalah jelmaan dari dewa Zeus (Yupiter). Konon menurut ceritanya dewa Zeus paling suka sama gadis-gadis cantik.

Ia juga terkenal sebagai dewa yang paling banyak istrinya. Maka, ketika ia melihat kecantikan putri Eropa, yang cantiknya tiada tara, saking cintanya ia mengubah dirinya menjadi sapi jantan agar dapat menculik putri Eropa.



6. Gemini

Dilambangkan dengan sepasang dua anak kembar. Mereka adalah putra dari dewa Zeus. Kedua anak kembar ini bernama Castor dan Polux.
 

7. Cancer

Dilambangkan oleh kepiting. Merupakan jelmaan ular bernama Hydra. Ular ini di kirim oleh Yuno, untuk melawan Hercules (pemuda yang dikenal kuat dan gagah berani). Ular yang di kirim oleh Yuno ini ternyata sangat beracun dan mempunyai banyak kepala. Apabila kepalanya ditebas oleh Hercules maka akan tumbuh lagi.

Hercules dengan cerdiknya, membakar leher ular itu. Maka habislah riwayat sang ular. Kemudian ular itu dijadikan bintang. Membunuh ular adalah salah satu dari 12 tugas Hercules yang sangat berat.

8. Leo

Dilambangkan oleh singa. Singa ini merupakan salah satu dari 12 tugas Hercules yang sangat terkenal. Singa ini merupakan singa yang paling ganas yang harus ditaklukkannya.
 

 

9. Virgo

Lambangnya adalah seorang putri yang sangat cantik. Putri ini adalah jelmaan putri Astrea yang hidup di zaman emas. Pada waktu itu ia turun dari langit ke bumi. Tetapi ia tak tinggal di bumi, karena tidak tahan melihat penderitaan dan kejahatan yang dilakukan manusia di bumi.

Maka ia kembali ke langit dan menjelma menjadi bintang. Orang Yunani membagi zaman ini menjadi 4, yaitu zaman emas, perak, perunggu dan besi
 

10. Libra

Dilambangkan dengan neraca atau timbangan. Merupakan simbol dari keadilan. Putri yang menguasai keadilan adalah putri Justicia. Asal-usulnya tidak diketahui secara pasti.
 

11. Scorpio

 

Lambangnya adalah kalajengking. Mempunyai asal-usul yang sangat menarik. Yaitu, terjadi cinta segi 4. Antara Orion (pemuda yang tampan), Diana (dewi bulan), Venus (dewi kecantikan) dan Aurora (dewi fajar).

Karena ketampanan Orion, ia dicintai 3 dewi cantik sekaligus. Karena cemburu kepada kedua rivalnya, Diana mengirim kalajengking kepada Orion. Kalajengking itu menggigitnya hingga mati.

Diana menyesal atas perbuatannya. Dan memohon kepada dewa Zeus agar Orion dijadikan bintang. Karena ia tidak bersalah, maka dewa Zeus mengangkatnya menjadi bintang dalam gugusan bintang scorpio.

12. Sagitarius

 Lambangnya adalah makhluk berbadan kuda, berkepala manusia yang sedang memanah. Makhluk ini diberi nama Centaurus. Sebetulnya Centaurus adalah para monster, musuh para dewa dan manusia.

Kecuali Centaurus bernama Chyron adalah sahabat serta guru para dewa dan manusia. Ia mengajarkan cara menggunakan senjata dan memanah dengan baik. Karena jasa inilah, ia diangkat menjadi bintang.


 


4 Warisan Dunia yang Ada di Indonesia, Akankah Mereka Hilang?

Indonesia memiliki 4 Taman Nasional yang masuk dalam warisan dunia yang diakui oleh UNESCO, salah satu badan PBB.

Hutan tropis Indonesia adalah hutan ketiga terluas dunia setelah Brasil dan Republik Demokrasi Kongo. Hutan tropis ini adalah rumah dan persembunyian terakhir bagi kekayaan hayati dunia yang unik.

Hutan tropis Indonesia luasnya 98 juta hektar (estimasi luas hutan tahun 2000). Data yang tercantum dalam dalam buku Potret Keadaan Hutan Indonesia, FWI/GFW 2001, Bogor, Indonesia, keragaman hayati yang ada di hutan-hutan Indonesia meliputi 11% spesies tumbuhan dunia, 10% spesies mamalia, dan 16% spesies burung. Sekitar 17.000 pulau Indonesia memiliki tujuh kawasan bio geografi utama dan keanekaragaman tipe-tipe habitat yang luar biasa.

1. Taman Nasional Komodo
Taman Nasional Komodo�terdiri dari tiga buah pulau besar yaitu Pulau Komodo, Pulau Rinca, dan Pulau Padar serta 26 buah pulau besar/kecil lainnya. Sebanyak 11 buah gunung/bukit yang ada diTaman Nasional Komodo�dengan puncak tertinggi yaitu Gunung Satalibo (� 735 meter dpl). Wilayah darat taman nasional ini 603 km� dan wilayah total adalah 1817 km�.

Keadaan alam yang kering dan gersang menjadikan suatu keunikan tersendiri. Adanya padang sabana yang luas, sumber air yang terbatas dan suhu yang cukup panas; ternyata merupakan habitat yang disenangi oleh sejenis binatang purba Komodo (Varanus komodoensis).

Sebagian besar taman nasional ini merupakan sabana dengan pohon lontar (Borassus flabellifer) yang paling dominan dan khas. Beberapa tumbuhan yang ada di�Taman Nasional Komodo�antara lain rotan (Calamus sp.), bambu (Bambusa sp.), asam (Tamarindus indica), kepuh (Sterculia foetida), bidara (Ziziphus jujuba), dan bakau (Rhizophora sp.)

Selain satwa khas Komodo, terdapat rusa (Cervus timorensis floresiensis), babi hutan (Sus scrofa), ajag (Cuon alpinus javanicus), kuda liar (Equus qaballus), kerbau liar (Bubalus bubalis), 2 jenis penyu, 10 jenis lumba-lumba, 6 jenis paus dan duyung yang sering terlihat di perairan laut�Taman Nasional Komodo

2. Taman Nasional Ujung Kulon
Taman Nasional Ujung Kulon�merupakan perwakilan ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah yang tersisa dan terluas di Jawa Barat, serta merupakan habitat yang ideal bagi kelangsungan hidup satwa langka badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) dan satwa langka lainnya. Terdapat tiga tipe ekosistem di taman nasional ini yaitu ekosistem perairan laut, ekosistem rawa, dan ekosistem daratan.

Keanekaragaman tumbuhan dan satwa di�Taman Nasional Ujung Kulon�mulai dikenal oleh para peneliti, pakar botani Belanda dan Inggris sejak tahun 1820. Kurang lebih 700 jenis tumbuhan terlindungi dengan baik dan 57 jenis di antaranya langka seperti; merbau (Intsia bijuga), palahlar (Dipterocarpus haseltii), bungur (Lagerstroemia speciosa), cerlang (Pterospermum diversifolium), ki hujan (Engelhardia serrata) dan berbagai macam jenis anggrek.

Satwa di�Taman Nasional Ujung Kulon�terdiri dari 35 jenis mamalia, 5 jenis primata, 59 jenis reptilia, 22 jenis amfibi, 240 jenis burung, 72 jenis insekta, 142 jenis ikan dan 33 jenis terumbu karang. Satwa langka dan dilindungi selain badak Jawa adalah banteng (Bos javanicus javanicsu), ajag (Cuon alpinus javanicus), surili (Presbytis comata comata), lutung (Trachypithecus auratus auratus), rusa (Cervus timorensis russa), macan tutul (Panthera pardus), kucing batu (Prionailurus bengalensis javanensis), owa (Hylobates moloch), dan kima raksasa (Tridacna gigas).

3. Taman Nasional Lorentz
Taman Nasional Lorentz�merupakan perwakilan dari ekosistem terlengkap untuk keanekaragaman hayati di Asia Tenggara dan Pasifik. Kawasan ini juga merupakan salah satu di antara tiga kawasan di dunia yang mempunyai gletser di daerah tropis. Membentang dari puncak gunung yang diselimuti salju (5.030 meter dpl), hingga membujur ke perairan pesisir pantai dengan hutan bakau dan batas tepi perairan Laut Arafura. Dalam bentangan ini, terdapat spektrum ekologis menakjubkan dari kawasan vegetasi alpin, sub-alpin, montana, sub-montana, dataran rendah, dan lahan basah

Jenis-jenis tumbuhan di taman nasional ini antara lain nipah (Nypa fruticans), bakau (Rhizophora apiculata),�Pandanus julianettii,Colocasia esculenta,�Avicennia marina,�Podocarpus pilgeri,�danNauclea coadunata.

Jenis-jenis satwa yang sudah diidentifikasi di�Taman Nasional Lorentz�sebanyak 630 jenis burung (� 70% dari burung yang ada di Papua) dan 123 jenis mamalia. Jenis burung yang menjadi ciri khas taman nasional ini ada dua jenis kasuari, empat megapoda, 31 jenis dara/merpati, 30 jenis kakatua, 13 jenis burung udang, 29 jenis burung madu, dan 20 jenis endemik di antaranya cendrawasih ekor panjang (Paradigalla caruneulata) dan puyuh salju (Anurophasis monorthonyx).

Satwa mamalia tercatat antara lain babi duri moncong panjang (Zaglossus bruijnii), babi duri moncong pendek (Tachyglossus aculeatus), 4 jenis kuskus, walabi, kucing hutan, dan kanguru pohon.

4. Hutan Hujan Tropis Sumatra
Hutan Hujan Tropis Sumatera�merupakan rumah bagi berbagai makhluk hidup. Banyak di antaranya yang merupakan spesies hewan yang terancam punah, seperti orang utan Sumatera, harimau Sumatera, kelinci Sumatera, dan badak Sumatera. Di hutan hujan tropis ini juga tumbuh berbagai tumbuhan endemik, seperti kantong semar, bunga terbesar di dunia�Rafflesia, dan bunga tertinggi�Amorphophallus.

Matematika Bukan Masalah Lagi Setelah Otak Disetrum

Gangguan belajar yang ditandai dengan kesulitan untuk menghitung angka-angka, biasa disebut dengan Diskalkulia. Aliran listrik pada bagian tertentu di otak, mampu untuk mengatasi gangguan ini, dan bahkan efeknya dapat bertahan hingga 6 bulan.
 

Tentu saja cara mengalirkan listrik ke otak, tidak semudah menyalakan lampu. Ada teknik tertentu yang jika tidak dilakukan dengan benar, justru menyebabkan efek sebaliknya, yakni semakin sulit mengerjakan soal matematika.

Dalam sebuah eksperimen, ilmuwan dari Oxford University berhasil menemukan teknik yang tepat untuk mengatasi diskalkulia dengan aliran listrik. Eksperimen ini melibatkan 15 mahasiswa dengan rentang usia 20 hingga 21 tahun.

Ketika arus listrik sebesar 1 miliampere (mA) dialirkan di otak pada bagian parietal lobe yang mengatur kemampuan numerik dan matematis, para relawan merasakan efek yang cukup signifikan. Namun, efeknya bervariasi, tergantung arah dari aliran listrik.

Jika dialirkan dari bagian kanan parietal lobe ke bagian kirinya, kemampuan berhitung para relawan meningkat hingga 2 kali lipat. Sebaliknya, ketika dialirkan dari arah kiri ke kanan, kemampuannya turun drastis, hingga setara dengan kemampuan anak usia 6 tahun.

Karena teknik sesungguhnya jauh lebih rumit, salah satu ilmuwan, yakni Dr. Cohen Kadosh mengingatkan, agar teknik ini tidak dicoba sendiri di rumah. Bagaimanapun, teknik ini masih dalam tahap uji coba, sehingga masih butuh penelitian lebih lanjut sebelum digunakan secara luas.

"Cara ini tidak akan mengubah seseorang menjadi secerdas Einstein, tapi jika beruntung, suatu saat nanti akan berguna untuk mereka yang mengalami kesulitan belajar spesifik seperti diskalkulia," ungkap Dr. Kadosh seperti dikutip dari Telegraph.

Rabu, 19 Januari 2011

Dancing Forest, Sebuah Fenomena Alam Yang Unik

Dikenal sebagai Dancing Forest (Hutan Menari) atau Drunken Forest (Hutan Mabuk) sebutan dari masyarakat lokal. Disebut demikian karena hutan pinus yang tidak biasa ini mengalami fenomena aneh.
Batang pohon yang sejatinya tumbuh lurus, tapi malah meliuk-liuk seperti ular, sebagian besar dari mereka berputar-putar dan seperti spiral sepanjang tanah. Hutan ini terletak di Tanjung Curonian, suatu daerah di antara Laguna Curonian dengan Laut Baltik.

Menurut wisatawan, Dancing Forest (Hutan Menari) lebih mirip sebuah lokasi di dekat Chernobyl. Beberapa tahun yang lalu, manajer taman ini mengundang mahasiswa dari universitas lokal untuk melakukan penelitian untuk mencari sumber keanehan dan misteri ini.
Sejak saat itu, beberapa teori muncul, termasuk salah satu yang dikemukakan oleh seorang paranormal yang mengatakan bahwa hutan itu terletak di suatu tempat di mana sejumlah besar energi positif dan negatif bertabrakan.
Lainnya mengatakan bahwa penyebab utamanya adalah faktor geologis, bahwa itu ada hubungannya dengan tanah pasir yang tidak stabil. Tapi teori yang paling bisa diterima adalah bahwa Dancing Forest (Hutan Menari) dimanipulasi oleh angin yang kuat bertiup di daerah situ.






Dancing Forest, Sebuah Fenomena Alam Yang Unik

Dikenal sebagai Dancing Forest (Hutan Menari) atau Drunken Forest (Hutan Mabuk) sebutan dari masyarakat lokal. Disebut demikian karena hutan pinus yang tidak biasa ini mengalami fenomena aneh.
Batang pohon yang sejatinya tumbuh lurus, tapi malah meliuk-liuk seperti ular, sebagian besar dari mereka berputar-putar dan seperti spiral sepanjang tanah. Hutan ini terletak di Tanjung Curonian, suatu daerah di antara Laguna Curonian dengan Laut Baltik.

Menurut wisatawan, Dancing Forest (Hutan Menari) lebih mirip sebuah lokasi di dekat Chernobyl. Beberapa tahun yang lalu, manajer taman ini mengundang mahasiswa dari universitas lokal untuk melakukan penelitian untuk mencari sumber keanehan dan misteri ini.
Sejak saat itu, beberapa teori muncul, termasuk salah satu yang dikemukakan oleh seorang paranormal yang mengatakan bahwa hutan itu terletak di suatu tempat di mana sejumlah besar energi positif dan negatif bertabrakan.
Lainnya mengatakan bahwa penyebab utamanya adalah faktor geologis, bahwa itu ada hubungannya dengan tanah pasir yang tidak stabil. Tapi teori yang paling bisa diterima adalah bahwa Dancing Forest (Hutan Menari) dimanipulasi oleh angin yang kuat bertiup di daerah situ.






Dancing Forest, Sebuah Fenomena Alam Yang Unik

Dikenal sebagai Dancing Forest (Hutan Menari) atau Drunken Forest (Hutan Mabuk) sebutan dari masyarakat lokal. Disebut demikian karena hutan pinus yang tidak biasa ini mengalami fenomena aneh.
Batang pohon yang sejatinya tumbuh lurus, tapi malah meliuk-liuk seperti ular, sebagian besar dari mereka berputar-putar dan seperti spiral sepanjang tanah. Hutan ini terletak di Tanjung Curonian, suatu daerah di antara Laguna Curonian dengan Laut Baltik.

Menurut wisatawan, Dancing Forest (Hutan Menari) lebih mirip sebuah lokasi di dekat Chernobyl. Beberapa tahun yang lalu, manajer taman ini mengundang mahasiswa dari universitas lokal untuk melakukan penelitian untuk mencari sumber keanehan dan misteri ini.
Sejak saat itu, beberapa teori muncul, termasuk salah satu yang dikemukakan oleh seorang paranormal yang mengatakan bahwa hutan itu terletak di suatu tempat di mana sejumlah besar energi positif dan negatif bertabrakan.
Lainnya mengatakan bahwa penyebab utamanya adalah faktor geologis, bahwa itu ada hubungannya dengan tanah pasir yang tidak stabil. Tapi teori yang paling bisa diterima adalah bahwa Dancing Forest (Hutan Menari) dimanipulasi oleh angin yang kuat bertiup di daerah situ.






Selasa, 18 Januari 2011

Kenapa Saat Malu Wajah Jadi Memerah?

Pernahkah merasa muka memerah saat malu atau tersipu-sipu? Fenomena pipi memerah saat malu ini menarik ilmuwan mencari tahu lebih banyak lagi untuk menjawab mengapa muka bisa memerah kalau sedang malu.
Muka yang memerah dan perasaan malu biasanya berjalan beriringan. Perasaan yang bergejolak merupakan respons alami dari seseorang terhadap sesuatu yang terjadi pada dirinya.
Pipi yang memerah karena malu diatur oleh sistem yang juga mengaktifkan respons melawan yaitu sisrem saraf simpatik. Sistem ini bekerja secara tanpa sengaja atau spontan yang berarti tidak ada sesuatu yang benar-benar harus dipikirkan untuk melakukan proses tersebut. Sedangkan aktivitas seperti menggerakkan lengan atau berjalan merupakan tindakan yang disengaja atau dipikirkan.
Saat seseorang sedang malu, maka tubuh akan mengeluarkan hormon adrenalin. Hormon ini bertindak sebagai stimulan alami dan memiliki berbagai efek pada tubuh yang merupakan bagian dari respons. Saat adrenalin meningkat, maka napas dan detak jantung juga akan meningkat. Hal ini dapat memperlambat proses pencernaan sehingga energi dialihkan ke otot.
Seperti dikutip dari Howstuffworks, Selasa (27/4/2010) jika seseorang sedang tersipu-sipu atau malu, maka pembuluh darah di wajah akan merespons sinyal dari pemancar kimia adenylyl cyclase.
Akibatnya pembuluh darah di wajah akan melebar (vasodilation) dan memungkinkan lebih banyak darah mengalir melalui wajah daripada biasanya. Kondisi ini akan membuat wajah seseorang memerah.
Hal ini adalah salah satu respons yang tidak biasa dari pembuluh darah vena. Karena pada daerah lain di tubuh, vena tidak melakukan hal ini ketika adrenalin dilepaskan. Hormon ini memiliki pengaruh yang kecil atau tidak sama sekali terhadap pembuluh darah vena. Umumnya ada pembuluh darah lain yang lebih responsif terhadap adrenalin.
Sebagian orang ada yang menjalani operasi untuk membatasi respons muka memerah, bedah ini disebut dengan endothoracic sympathectomy. Biasanya orang yang memiliki erythrophobia (takut merona) paling sering melakukan operasi ini dengan cara memotong saraf kecil di tulangnya yang berfungsi mengendalikan respons merona.
“Wajah memerah karena malu berkembang bersama dengan kesadaran kita terhadap orang lain dan hal ini menunjukkan adanya dasar sosial. Selain itu muka memerah mungkin bisa berfungsi sebagai permintaan maaf yang nonverbal atas sesuatu yang dirasakan orang tersebut,” ujar Ray Crozier, profesor psikolog dari University of East Anglia di Inggris, seperti dikutip dari BBC.
Terlepas dari apa yang membuat muka seseorang memerah, kondisi ini adalah sesuatu yang alami dan tidak bisa diatur. Jika Anda mengalami situasi yang membuat diri sendiri canggung atau malu, maka Anda akan merasakan pipi menjadi hangat dan ingat bahwa hal ini akan berlalu dengan sendirinya.

Senin, 17 Januari 2011

Inilah Rahasia Kemampuan Cacing Planaria Menumbuhkan Tubuhnya yang Terpotong

Kemampuan seekor cacing Planaria untuk menumbuhkan kembali bagian tubuhnya yang terpotong, disebabkan oleh sebuah gen. Hal ini ditemukan oleh ilmuwan dari University of Nottingham.




Riset ini mengilhami para ilmuwan, untuk bisa mewujudkan hal ini pada manusia. Dengan demikian, bukan tidak mungkin jika suatu hari nanti manusia bisa menumbuhkan lagi organ tubuhnya yang rusak atau menua.

Penelitian yang dipimpin oleh Dr. Aziz Aboobaker ini, memperlihatkan sebuah gen bernama 'Smed-prep'. Gen inilah yang berperan memperbaiki dan menumbuhkan lagi anggota badan seperti kepala dan otak pada cacing Planaria.


 

Dilansir Daily Mail, cacing Planaria berisi sel induk dewasa yang secara konstan membagi diri dan bisa berubah menggantikan semua jenis sel tubuh yang hilang. Cacing ini juga memiliki sekumpulan gen yang bekerja menumbuhkan bagian tubuh yang terpotong dengan ukuran yang pas serta di tempat yang tepat.

"Cacing mengagumkan ini membuka mata kita untuk melakukan observasi lebih lengkap tentang regenerasi jaringan tubuh pada cacing. Hewan sederhana ini bisa meregenerasi dirinya dengan cara yang ajaib," kata Aboobaker.

Dalam penelitian ini mereka menemukan bahwa kehadiran Smed-prep sangat penting sehingga kepala dan otak yang teramputasi bisa tumbuh kembali di tempat yang tepat.

Selain itu, sel induk cacing masih bisa 'dibujuk' untuk membentuk sel otak akibat dari aktivitas gen lain yang tidak berhubungan. Tanpa Smed-prep, sel-sel ini tidak mengatur diri mereka untuk membentuk otak secara normal.